Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan menyelenggarakan Diskusi Kolaboratif Preservasi dan Digitalisasi Naskah Kuno Berbasis Komunitas Bersama Nahdlatut Turots Bangkalan & Sraddha Sala Institute pada tanggal 29 Oktober 2025. Diskusi tersebut direkam dan ditayangkan pada video yang diterbitkan oleh Youtube Channel: Preservasi Perpusnas.
Ringkasan Materi Video:
Video ini membahas upaya kolaboratif antara pemerintah, perpustakaan nasional, komunitas, pesantren, dan berbagai institusi dalam preservasi dan digitalisasi naskah kuno Nusantara. Melalui portal Khastara dan program berbasis komunitas seperti Nahdlatut Turots dan Sraddha Sala Institute, dilakukan pelestarian fisik, digitalisasi, katalogisasi, hingga pemanfaatan budaya yang menjaga warisan intelektual bangsa tetap hidup dan relevan bagi generasi masa depan. Selain itu, video juga menampilkan tutorial pembuatan kotak penyimpanan naskah dan perawatan dokumen kuno untuk memperlambat kerusakan fisik, menegaskan pentingnya pelestarian bersama agar identitas budaya dan sejarah bangsa tidak hilang.
Awal dan Konteks Pelestarian Naskah Kuno
- [00:00] Pelestarian naskah kuno dilakukan secara kolaboratif antar berbagai lembaga dan komunitas dari Aceh hingga Papua, dengan portal Hastara sebagai sarana utama digitalisasi dan diseminasi.
- [03:00] Mikrofilm sebagai media penyimpanan informasi kuno dari lontar di Sulawesi Selatan didigitisasi untuk menyelamatkan warisan budaya yang terancam hilang akibat kerusakan fisik.
- [06:00] Koleksi perpustakaan nasional meliputi ribuan naskah kuno, buku langka, surat kabar, foto, peta, dan lukisan sebagai bukti perjalanan sejarah dan peradaban Indonesia, namun menghadapi ancaman kerusakan fisik akibat waktu dan lingkungan.
Strategi dan Peran Kolaborasi dalam Pelestarian
- [11:00] Pelestarian fisik dan digitalisasi dilakukan oleh konservator, pustakawan, dan komunitas secara profesional dengan tujuan menjaga keaslian dan nilai luhur yang tersimpan dalam naskah.
- [14:00] Portal Khastara dilengkapi dengan fitur interaktif, pencarian tematik, dan peta persebaran kerusakan, sebagai wujud profesionalisme dan upaya pelestarian budaya digital yang mudah diakses.
- [17:00] Contoh konkret komunitas Nahdlatut Turots di Bangkalan Madura yang berhasil mendigitalisasi ribuan manuskrip keagamaan sebagai model pelestarian berbasis masyarakat yang didukung pemerintah.
Pelibatan Komunitas Pesantren dan Lembaga Lokal
- [20:00] Pesantren dan komunitas lokal memegang peranan penting dalam memelihara dan mengelola naskah secara berkelanjutan melalui pendekatan persuasif dan kaderisasi, memadukan tradisi dan teknologi.
- [22:00] Sraddha Sala Institute di Surakarta menunjukkan bagaimana naskah kuno dapat dijadikan basis riset, pendidikan, hingga pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya Nusantara.
- [25:00] Pemerintah daerah, seperti Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Tengah, berkolaborasi dengan komunitas dan perguruan tinggi untuk memperkuat pelestarian naskah dari lokus-lokus di seluruh wilayah.
Teknik Preservasi dan Digitalisasi Praktis
- [28:00] Tutorial pembuatan portepel (kotak penyimpanan khusus) yang dirancang untuk meminimalisir kerusakan naskah dengan bahan dan alat yang mudah didapat serta teknik lem dan pemasangan tali pengikat.
- [31:00] Perawatan fisik naskah seperti mending (tambal dokumen) menggunakan tisu Jepang dengan serat panjang dan lem khusus untuk memperbaiki robekan dan lubang pada dokumen agar tetap terbaca dan kuat.
- [33:00] Penjelasan detail teknik laminasi dan trimming dokumen agar dokumen yang sudah diperbaiki dapat awet dan estetis tanpa merusak isi penting naskah.
Tantangan, Solusi, dan Harapan Masa Depan
[42:00] Harapan besar pemerintah dan komunitas agar kolaborasi dilanjutkan dan diperkuat, dengan peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas dan komunitas dalam perawatan lokal, demi menyelamatkan warisan intelektual bangsa secara berkelanjutan.
[36:00] Diskusi panel menyoroti pentingnya akses terbuka dalam pelestarian naskah dan etika menjaga sakralitas teks, serta upaya menjaga agar informasi tetap tersebar luas tanpa merugikan pemilik manuskrip.
[39:00] Kiat merangkul masyarakat untuk menemukan dan melestarikan naskah kuno meliputi sosialisasi, edukasi, dan membangun kepercayaan agar naskah yang dianggap pusaka dapat menjadi pustaka yang bermanfaat secara ilmiah dan budaya.