Sebuah tayangan video melalui Youtube Channel: PGRJ Official tentang sejarah, filosofi dan fasilitas dari NABAWADATALA.
Hoaks VS Fakta Naskah Wangsakerta: Ini Kata Ahli Filolog & Arkeolog UI!”
Apakah Naskah Wangsakerta benar-benar mencerminkan sejarah Nusantara atau hanyalah sebuah rekayasa? Dalam video ini, kita kupas tuntas kontroversi seputar naskah Wangsakerta yang banyak menuai perdebatan di kalangan sejarawan dan akademisi. Simak pendapat tajam dari ahli filologi Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan arkeolog sekaligus guru besar Universitas Indonesia (UI). Mereka membedah dari sisi keilmuan, sejarah, dan bukti arkeologis.
NARASUMBER :
Dr. Drs. Undang Ahmad Darsa, M.Hum Filolog, Dosen Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad
Prof. Dr. Agus Aris Munandar GURU BESAR TETAP DEPARTEMEN ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA
Disclaimer: Video ini diunggah dari sumber aslinya melalui Youtube Channel: Angelick Vaulina
Karakteristik serta Ragam Naskah Kuno
Penulis: Kusnandar, S.Sos., M.Si.
Naskah kuno didefinisikan dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pasal 1, ayat 4 yaitu semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Dalam undang-undang tersebut pada bagian penjelasan pasal 7, ayat 1, butir i, dinyatakan bahwa naskah kuno berisi warisan budaya karya intelektual bangsa Indonesia yang sangat berharga dan hingga saat ini masih tersebar di masyarakat dan untuk melestarikannya perlu peran serta pemerintah. Pelestarian naskah kuno oleh pemerintah sangat ditekankan dalam undang-undang tersebut, sebagaimana tercantum dalam pasal 22, ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung pelestarian budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
Koswara & Ruswendi (2019) menjelaskan bahwa karakteristik Naskah Sunda Kuno meliputi beberapa hal berikut:
- Naskah Sunda Kuno umumnya berisi tulisan tentang agama, moral, hukum/adat, mitos/legenda, pendidikan, pengetahuan, primbon, kesusastraan, kesusastraan sejarah, sejarah, dan seni.
- Bahan fisik Naskah Sunda Kuno umumnya dari tumbuhan, seperti daun lontar, janur, daun enau, daun pandan, nipah, daluang, dan kertas.
- Berdasarkan periode waktu penulisan, Naskah Sunda Kuno dapat dikelompokkan dalam tiga periode penulisan, yaitu: Masa Kuna (masa sekitar abad ke-17 dan sebelumnya); Masa Peralihan (sekitar abad ke-18 Masehi); serta Masa Baru (sekitar abad ke- 19 dan abad ke-20).
- Bahasa yang dipakai dalam Naskah Sunda Kuno dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: Naskah berbahasa Sunda Kuna (sekitar abad ke-16 Masehi) dan berbahasa Sunda Baru (abad ke-19 dan abad ke-20 Masehi); Naskah berbahasa Jawa: Jawa-Cirebon, Jawa-Priangan dan Jawa-Banten; serta Naskah berbahasa Melayu (akhir abad ke-19 Masehi).
- Jenis aksara yang dipakai dalam Naskah Sunda Kuno dikelompokkan berdasarkan urutan waktu, yaitu: Aksara Sunda Kuna (sebelum abad ke-17 Masehi); Aksara Jawa-Cirebon dan Jawa-Sunda (abad ke-17 Masehi); Aksara Pegon (abad ke-18 Masehi); serta Aksara Latin (abad ke-19 Masehi).
Berdasarkan penjelasan Koswara & Ruswendi (2019) diketahui bahwa tulisan pada Naskah Sunda Kuno mengandung beragam pengetahuan tradisional. Ragam pengetahuan tradisional yang terkandung dalam naskah kuno tersebut merupakan sumber daya pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi kalangan akademisi dan peneliti. Dalam hal ini, naskah kuno dapat dijadikan bahan pembelajaran atau bahan penelitian bagi pengembangan keilmuan. Keragaman pengetahuan tradisional yang terkandung dalam naskah kuno sebagai sumber daya pengetahuan dapat terlihat dari beberapa contoh naskah kuno yang disampaikan oleh Darsa (2011) sebagai berikut:
- Naskah yang bersifat Enslikopedis, misalnya: Sanghyang Siksakandang Karesian, yang berisi tentang petunjuk kaum intelektual.
- Naskah yang berisi tentang Topografi, misalnya: Kisah Perjalanan Bunjangga Manik.
- Naskah yang berisi Karya Sastra, misalnya: Kisah Keturunan Rama dan Rawana atau Pantun Ramayana.
- Naskah yang berisi tentang Sistem Pemerintahan, misalnya: Fragmen Carita Parahyangan.
- Naskah kuno yang bersifat historis, misalnya: Carita-Carita Parahyangan, Carita Ratu Pakuan, dan Carita Warugaguru.
- Naskah kuno tentang Keagamaan dan Filsafat, misalnya: Séwaka Darma (Pengabdian kepada Hukum); Carita Purnawijaya (Kisah Keunggulan Sempurna); Kawih Paningkes (Kidung Penjelas); Lesjes van Soenan Goenoeng Djati (Gambaran Kosmologi Sunda); Jatiraga atau Jatiniskala (Kemahagaiban); Darmajati (Hukum Sejati); Amanat Galunggung; Sang Hyang Raga Déwata (Asal Mula Penciptaan); dan Kisah Sri Ajnyana (Kisah Manusia Turun ke Alam Dunia).
- Naskah tentang obat-obatan dan penyakit, misalnya: Kalpasastra (Ilmu Obat-obatan); Sarwa Wyadi Sastra (Ilmu Berbagai Penyakit); Yaksami Sastra (Ilmu Penyakit Paru-paru); Sarwosadawédya Sastra (Ilmu berbagai Pengobatan); Usadilata Sastra (Ilmu Tanaman Obat); Usadawédya Sastra (Ilmu Pengobatan); Sarpa Wisosada Sastra (Ilmu Pengobatan Racun); Sarwa Wyadayanang Janapada (Berbagai Penyakit Masyarakat); Serat Wyadaya Sarwa Satwa (Catatan Penyakit Berbagai Hewan); Kajamasosada Sastra (Ilmu Perwatan Rambut); Sarwa Parnosada Sastra (Ilmu Berbagai Obat Penyakit Parah); dan Pustaka Wyadikang Nirosada (Kitab Penyakit yang Tak Ada Obatnya); dGamyosadi Sastra (Ilmu Obat Mujarab); dan Ayurwéda Sastra (Ilmu Ketabiban).
- Naskah mengenai beragam ilmu pengetahuan, misalnya: Caradigama Sastra (Ilmu Etika dan Tatakrama); Caracara Pustaka (Naskah Ilmu Binatang dan Tumbuhan); Candraditya Grahana Sastra (Ilmu Pengetahuan Gerhana Bulan dan Matahari); Sastradaksa Pustaka (Naskah Ilmu Kesusastraan); Sastrakala Sastra (Ilmu Karawitan); Sarwa Satwanggalika Sastra (Ilmu Menjinakkan Binantang); Garbawasa Sastra (Ilmu Kebidanan); Hérmanta Pustaka (Naskah Ilmu Musim Dingin); Hastisika Sastra (Pengetahuan tentang Gajah); Pustaka Jaladimantri (Naskah Ilmu Kelautan); Pustaka Sénapati Sarwajala (Naskah Memimpin Perang Laut); Pustaka Kawindra (Naskah Penyair Besar); Sarwa Krawyada Sastra (Pengetahuan tentang Berbagai Binatang Buas); Carita Lahrumasa (Kisah Musim Kemarau); Serat Madiragawé (Petunjuk Membuat Minuman Keras); Wanadri Sastra (Pengetahuan Hutan dan Pegunungan); Ratnapéni Sastra (Pengetahuan Berbagai Perhiasan); Pustaka Gulay-gulayan (Naskah Tentang Rempah-rempah); Serat Saptawara, Pancawara, Sadawara Masa (Petunjuk Siklus Tujuh Harian, Lima Harian, Enam Harian); Serat Candrasangkala lawan Suryasangkala (Petunjuk Siklus Tahun Bulan dan Tahun); Rénacumba Sastra (Ilmu Mendidik Anak); Wihangpretadi Sastra (Ilmu Penangkal Gaib); Iti Candani Sastra (Pengetahuan Tentang Bebatuan); Digwidig Sastra (Pengetahuan Tentang Arah Mata Angin) ; Maryadepananggraha Sastra (Pengetahuan Adat Pernikahan); Jyotisa Sastra (Ilmu Astronomi); Serat Prasadétiraning Sagara (Petunjuk Tentang Menara di tepi Pantai); Pustaka Sarwa Gosana Raja (Naskah Berbagai Pengumuman Raja); Piterpuja Tantra (Pedoman Pemujaan Arwah); Smaragama Sastra (Pengetahuan Seni Asmara); Pustaka Yogasamadi (Naskah Tentang Berkontemplasi); dan Pustaka Sasanawakta (Ilmu Tata Cara Berpidato).
Demikan pemaparan tentang ”Karakteristik serta Ragam Naskah Kuno”. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Cag.
Sumber tulisan:
Darsa, U. A. (2011). Kodekologi: dinamika identifikasi, inventarisasi dan dokumentasi tradisi pernaskahan nusantara sunda. Bandung. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
Koswara, D. & Ruswendi, P. (2019). Konservasi naskah sunda kuno di kabupaten bandung. Lokabasa, 10(1), 25-33. doi:10.17509/jlb.v10i1.16929
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Perpustakaan. 1 Nopember 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129. Jakarta.
Bedah Naskah Kuno “Kitab Tarekat” di Kerajaan Sumedang Larang
Sebuah tayangan video melalui Youtube Channel: Karaton Sumedang Larang tentang kegiatan Bedah Naskah Kuno “Kitab Tarekat” di Kerajaan Sumedang Larang.
Naskah Sunda Lama di Kabupaten Sumedang
Disusun oleh:
Drs. Abdurachman
Dr. Edi S. Ekadjati
Drs. Oyon Sofyan Umsari
Drs. Ruswandi Zarkasih
Penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,1986
Penyelamatan Naskah Kuno di Kabupaten Sumedang
Sebuah tayangan video melaului Youtube Channel: Preservasi Perpusnas tentang upaya penyelamatan Naskah Kuno di Kabupaten Sumedang
Bedah Naskah Kuno Karaton Sumedang Larang
Sebuah tayangan video dari Youtube Channel: Karaton Sumedang Larang yang menayangkan kegiatan Bedah Naskah Kuno di Karaton Sumedang Larang.
Pertahankan Kebudayaan Sunda Melalui Konservasi Nashkah Kuno
Sebuah tayangan video melalui Youtube Channel: Radio eRKS FM Sumedang yang menayangkan tentang kegiatan Bimtek Konservasi Naskah Kuno di Kabupaten Sumedang sebagai upaya mempertahankan Kebudayaan Sunda.
Sambutan Radya Anom Karaton Sumedang Larang | Manaqib dan Bedah Naskah Kuno
Sebuah tayangan video melalui Youtube Channel: Karaton Sumedang Larang yang memuat tayangan tentang kegiatan Manaqib dan Bedah Naskah Kuno di Karaton Sumedang Larang yang diawali dengan sambutan dari Pangersa Radya Anom Karaton Sumedang Larang.
Agama Urang Sunda Zaman Baheula | Bincang Kang Oman bersama Kang Aditia Gunawan
Sebuah tayangan video melalui Youtube Channel: NGARIKSA TV tentang Agama Urang Sunda Zaman Baheula dalam acara Bincang Kang Oman bersama Kang Aditia Gunawan.