
Sumedang — Hasil survei yang dilakukan Komunitas PENAKU terhadap 29 responden yang terdiri dari unsur pengurus dan anggota Komunitas PENAKU mengungkap adanya lima masalah utama dalam pengelolaan naskah kuno di Kabupaten Sumedang. Temuan ini diperoleh melalui formulir Google yang dianalisis secara tematik sebagai bagian dari kegiatan pemetaan pengelolaan naskah kuno di Kabupaten Sumedang.
Survei menunjukkan bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) merupakan kendala paling dominan. Minimnya tenaga ahli filologi, konservasi, dan manajemen naskah, serta rendahnya pemahaman masyarakat, menyebabkan banyak naskah belum dikelola secara optimal.
Selain itu, responden menyoroti tantangan fisik dan teknis, seperti kondisi naskah yang rapuh, kurangnya fasilitas penyimpanan standar, dan belum adanya integrasi teknologi digital sebagai penunjang akses serta pelestarian.
Dari sisi kebijakan, survei mencatat keterbatasan anggaran, belum adanya regulasi khusus, dan birokrasi yang rumit sebagai faktor penghambat. Akses terhadap naskah juga terbatas akibat inventarisasi yang belum tuntas dan masih banyaknya naskah yang disimpan secara pribadi.
Pemanfaatan konten naskah juga dinilai rendah. Banyak naskah belum diterjemahkan, belum dikaji secara ilmiah, dan belum disajikan dalam bentuk yang mudah diakses oleh masyarakat.
Dalam paparannya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pemetaan, Kusnandar selaku pengurus Komunitas PENAKU menyampaikan bahwa temuan ini menggambarkan kondisi nyata lapangan dan menjadi dasar penting bagi penyusunan strategi pelestarian ke depan.
“Permasalahan yang teridentifikasi ini menunjukkan bahwa pengelolaan naskah kuno membutuhkan kerja bersama, bukan hanya oleh komunitas, tetapi juga pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Tanpa kolaborasi dan dukungan berkelanjutan, warisan intelektual Sumedang terancam hilang,” ujar Kusnandar.
Lebih lanjut, hasil survei juga memuat enam usulan strategis, meliputi pendataan komprehensif, konservasi dan digitalisasi, transliterasi-terjemahan, edukasi publik, penguatan kolaborasi kelembagaan, serta pengembangan akses terbuka melalui katalog digital.
Temuan ini diharapkan menjadi pijakan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk merumuskan kebijakan yang lebih terarah serta membangun sistem pengelolaan naskah kuno yang berkelanjutan di Kabupaten Sumedang.